Kenapa "Diary of the Rain Lovers"?

Ngapa deh ngeblog? Manakatahahahahha #ampun
Sudah saya jelaskan di Ngapa Deh Ngeblog? (MFSS:2) kalau saya ngeblog sekedar iseng kemudian bertransformasi menjadi curhat yang terstruktur. Tidak ada alasan khusus kenapa situs https://faatihaha.com ini saya beri nama Diary of The Rain Lovers. Menurut saya nama itu sudah menggambarkan isi dari situs ini, yang merupakan curhatan saya, yang merupakan pecinta hujan, yang kemudian pembaca dapat menerka sendiri bagaimanakah saya yang sesungguhnya dari curhatan saya di situs ini.
Dahulu sebelum akhirnya saya menamakan situs ini sebagai Diary of The Rain Lovers, saya memang sempat punya diary sungguhan. Satu dua hari hingga seminggu saya dapat secara istiqomah menceritakan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari saya, namun kemudian, saya tidak merasa puas hanya dengan menuliskan kegiatan harian, saya mulai menuliskan mimpi-mimpi, pemikiran, keluhan saya, kemudian melupakan. Menurut saya, cara ini kurang efektif, karena untuk kembali ke masa itu saya perlu membuka buku tersebut dan mencari-cari halaman. Saya cukup sadar bahwa saya orang yang tidak leluasa jika dibatasi dan tidak bisa mengendalikan diri jika dibebaskan, saya pernah menjajal diary kertas polos dan diary kertas bergaris, namun keduanya tetap tidak memuaskan saya. Oleh sebab itu akhirnya saya mulai menginventarisir apa yang ingin saya keep untuk kemudian saya buka kembali dengan memanfaatkan media digital. Bukan hanya facebook, twitter, instagram, tetapi juga blog ini.
Diary of The Rain Lovers harapan saya kedepannya dapat berkembang menjadi perantara antara saya dan orang-orang yang mungkin akan tertarik dengan saya wkwkwk. Jika ingin memahami saya, maka lihatlah diary saya. Instagram dan Twitter itu kamuflase, begitu pun Facebook, di sana adalah tempat saya berinteraksi dengan imbal balik yang setimpal, istilahnya ada if I like you, you have to like me back, bagi saya blog tidak demikian.
Saya mendefinisikan diri sendiri sebagai seorang Rain Lovers alias pecinta hujan. Hujan dengan segalanya, termasuk kenangan. Bagi sebagian orang, hujan mungkin menyebalkan, tetapi tidak bagi saya. Saya suka aroma awal musim hujan, aroma tanah kering yang bersimbiosis dengan aroma air hujan. Aroma jalanan dimana bunga berwarna kuning dari pohon peneduh (yang sampai saat ini saya tidak tau namanya) yang berguguran mulai merebakkan aroma khas musim hujan. Suara derasnya hujan adalah pengantar tidur yang paling melelapkan. Gelegar suara guntur mengingatkan saya bahwa ada Tuhan pengatur segala hal dalam kehidupan. Saya menikmati dinginnya hujan dan saya tidak masalah kehujanan.
Hujan mengingatkan saya pada sosok Ibuk, beliau selalu siaga saat hujan tiba. Hujan mengingatkan saya pada rumah, tempat dimana saya bisa leluasa bernaung dan menikmati hujan. Dalam keyakinan yang saya anut, hujan memiliki keistimewaan, sebagai saat dimana do'a-do'a para hamba dikabulkan Tuhan. Hujan menjadikan suasana refleksi diri muncul tanpa tahu situasi. Hujan memberi saya waktu untuk mencintai diri sendiri. Cintailah hujan, karena hujan tidak salah apa-apa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Faatihah dari Segala Sisi (Kalau Gak Kuat Gausah Dibaca) Part 5 : 5 Tempat Makan Favorit

Review Drama (1) : Memories of the Alhambra

Unsur-Unsur dalam Komunikasi